Pertanyaanku
adakah yang masih peduli dengan semua ini ketika satu persatu pergi. ini bukan
sekedar cinta ataupun tanggung jawab semata, tapi ini kesadaran dan perjuangan.
akankah perjuangan ini harus berhenti pada titik waktu yang menentukannnya.
tidak bisahkah kita yang menentukan waktu kapan kita harus berhenti untuk
berjuang. aku tau dan aku sadar cintaku juga tak lebih besar cinta dia yang dulu, dan tanggung jawabku tak lebih keras
ketika kau mempertahankan untuk memilih untuk terus melanjutkannya. dan apakah
sebuah nama perjuangan itu berhenti ketika kita tak bisa melihat atau
memeluknya toh kita masih bisa merasakannya aromanya.
Perjuangan
ini harus terus dilanjutkan jika masih ada harapan untuk melihat mentari di
esok hari. dan berharaplah esok masih mengharapkan kita untuk kembali disisni.
memang kamu bukaanlah aku, begitupun akuu bukanah kaamu. tapi bukannya aku dan
kamu adalah kita. kita yang mempunyai segudang tawa dan cita-cita yang akan
membawa ke pelaminan karya-karya. sudahlah tak usah menengok apa itu salah yang
lalu yang membuat kaau luka krena itu semua kan semakin kita menjauhkan dari
cinta. karena cintamu, cintaku adalah cinta kita untuk sebuah karya.
Pekerjaan terbesar apa yang sebenarnya menjadi
Pekerjaan Rumah “PR” kita sebagai
masyrakat awam ataupun art society. Semakin
hari semakin tak jelas dan menjadi abu-abu identitas bangsa ini sebagai bangsa
yang kaya akan budaya. Tapi rakyatnya tak banyak yang tahu akan itu semua atau
malah tidak mau tahu akan itu semua pula. Pertanyaan kita sebagai orang awam
akan ini semua, tidak ada tindakan dari pihak ataupun instansi yang
bersangkutan untuk tetap melestarikan budaya kita yang kaya raya ini.
Seharusnya
bagaimanapun mungkin tidak ada yang tahu bagaimana budaya kita ini tetap
terjaga dan setiap orang yang tinggal di daerah itu mampu mempertahankan budaya
itu bahkan melestarikannya. Dewasa ini generasi yang bisa dikatakan sebagai
generasi pemeggang kendali akan semua ini sekali lagi seperti angkat tangan. Malah
terkesan banggan dengan budaya barat yang semakin menjamur di negeri yang kita
cintai ini.
Demi terjaganya sebuah keselarasan anatara alam dan
manusia, yaitu menjaga kebersihan dan memanfaatkan bahan-bahan bekas yang bisa
dimanfaatkan menjadi sebuah karya seni yang bisa di pakai untuk berkegiatan.
salah satunya bahan bekas kulit yang sudah tidak terpakai lagi menjadi sebuah
tas kulit.
bahan sisa-sisa kulit sapi dan sedikit ditambah motif suku dayak
Bisa menerima pesenan sesuai motif dan pesenan anda.
Cp: 085658873454
Baru baru ini dikagetkan dengan diterima nya email,
ternyata menurut penelitian di Malaysia bahaya dari “Satu koil Obat Nyamuk
bakar sama dengan 100 batang Rokok”, dan memang ternyata banyak artikel
mengenai bahaya obat nyamuk bakar, cuma baru sekarang terdengar yang
menyebutkan bahwa bahayanya sama dengan 100 batang rokok, Hal tersebut
disampaikan oleh Sandeep Ravi, Direktur dari Chest Research Foundation pada
konferensi ‘Air Pollutionand Our Health’ yang diselenggarakan oleh CSE (Centre
for Science and Environment) bersama dengan the Indian Council for Medical
Research and the Indian Medical Association.
Seni rupa
adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa
ditangkapmata dan dirasakandengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah
konsep garis, bidang, bentuk, volume,warna, tekstur, danpencahayaan dengan
acuan estetika.Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu seni rupa
murni, kriya, dan desain.
Seni
rupa murni mengacu kepadakarya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan eksresi
pribadi,
Apa
wacana pagi ini? Apa terlalu pagi kita membicarakan masalah lingkungan hidup
yang terjadi di kota-kota besar seperti ibu kota tercinta Jakarta. Apa memang
kita terlalu dini pula melakukan tindakan antisipasi dari apa yang telah
diperbuat oleh ulah-ulah manusia yang tidak mempunyai hati nurani, bahkan kita
harus kejam dengan mengecam bagi para orang-orang yang telah merusak lingkungan
dengan sebutan manusia sampah. Atau malah kita yang terlalu terlena dengan alam
yang melimpah ruah loh jinawi, sehingga
kita seenaknya sendiri mengeksploitasi harta warisan nenek moyang dengan
semenah-menah demi kepentingan sendiri atau kepentingan politik.
Fakta
dapat kita saksikan secara langsung atau melalui layar televisi, Jakarta Kebanjiran.
Idhan
Lubis dengan nama lengkap Idhan Dhanvantari Lubis adalah adik kandung dari
Idhat Shidarama Lubis pendiri Indonesian Green Ranger. Idhan Lubis Lahir di
Jogjakarta 19 April 1949 dan wafat di pucuk Gunung Semeru Mahameru pada 16
Desember 1969 bersama seorang anggota Mapala UI yaitu Soe Hok Gie.
Idhan
Lubis anak kedua dari pasangan Bachtar Lubis dan Kusrahaeni, dengan kakak
kandung Idhat Lubis dan dua orang adik Piet Bachtari Lubis dan Poeng Wiyata
Indra Lubis dan juga keponakan dari seorang jurnalis dan pengarang terkenal di
Indonesia yaitu Mochtar Lubis.