Pages - Menu

Kamis, 22 November 2012

SDM Tak Terbatas, Kreativitas Menembus Batas


Pendidiika dewasa ini titak mementingkan nilai budaya dan kesenian. Padahal mengacu pada semboyan bangsa ini Bhineka Tunggal Ika “berbeda-beda tetap satu jua”. Dapat dijelaskan dari hal tersebut “berbeda-beda” mempunyai arti bahwa bangsa ini mempunyai beaneragam budaya dan nilai-nilai seni yang luar biasa.

Bangsa ini dilahirkan sangatlah kaya raya kan itu semua. Tapi kenapa pendidikan pada bangsa ini untuk menanamkan nilai-nilai budaya tersebut sangatlah kurang. Tidak mustahil generasi mendatang 10 tahun bahkan 20 tahun yang akan datang tidak mengetahui identitas bangsa ini yang begitu istimewa akan budaya tersebut.


Bahkan pendidikan atau mata pelajaran pada tingkat sekolah menengah pertama atau atas sangatlah kurang bahkan hamper ditiadakan. Dari tingkan sekolah menengah padahal pendidikan budaya itu harus ditanamkan, bahkan pada tingkat dasar nilai ini sudah menjadi wacana bagi guru. Dari hal tersebut jangan salahkan kita sebagai generasi muda yang bila lupa akan budaya, dan jangan murka ketiak identitas budaya kita tahu-tahu sudah menjadi hak Negara lain. Karena sejak awal pendidikan tentang pelajaran kebudayaan sangatlah kurang dan minim. Tetapi bagi generasi yang peduli akan budaya masih banyak. Tetapi permasalahannya kurangnya peduli dari pemerintah untuk melihat dan menjangkau dan memberikan fasilititas dari kegiatan tersebut.

Padahal bangsa ini sangatlah banyak SDM (sumber daya manusia) ya g sangat berpotensi menjaga nilai-nilai budaya dan dari situ dapat di aplikasikan menkadi sebuah kreatifitas yang bisa membus batas.

Dengan cara menambah mata pelajaran tentang kebudayaan pada tinkat sekolah dasar dan menengah. Selain itu sekarang terjadi krisis nilai seni budaya pada tingkat mahasiswa yang kurang mengharga budaya sendiri. Munculnya gaya-gaya modern yang datang dari budaya barat yang mengkibatkan generasi muda sekarang menjadi alay (lebay dan sering menirukan gaya-gaya yang tidak jelas)  mengkaibatkan krisis identitas diri dan jati diri mereka masing-masing.

Sekarang selain pada tingkat sekolah dasar dan menengah, Perguruaan tinggi harusnya mempunyai mata kuliah yang bernilai 3 SKS tentang kesenian atau nilai budaya bangsa ini. Agar bangsa ini tidak krisis akan jati diri dan kehilangan nilai budayanya sendiri yang dulu sangat dibanggakan dan kagumi oleh Negara lain. Namun kini secara tidak sadar ketika kita terbang akan pujian Negara lain terhadap indahnya budaya akan beaneka ragam ini kita lupa secara perlahan bangsa lain mulai memasukan gaya budaya barat demi mengambil secara perlahan kebudayaan kita. Dan akhirnya ketika kita sadar kebudayaan kita sudah hilang dan menjadi hak bagi Negara lain kita baru merasa perlu dan berkoar-koar kalau itu kebudayaan kita.

Apa yang kita lakukan ketika itu terjadi?

Kita sibuk dengan demo dimana-mana, dan mengecam Negara itu sebagai pencuri. Tapi padahal apa yang kita lakukan ketika kebudayaan itu masih milik kita. Kita terlalu menganggap itu semua gampang dan tak akan terjadi. Dan ketika generasi muda sekarang sudah krisis akan identitas dirinya dan kurang akan pengetahuan tentang budaya-budaya bangsanya sendiri. Kita semua hanya bisa duduk dia dan melihat dari jauh budaya kita sudah menjadi hak Negara lain.

Harusnya pemerintah sudah sadar sejak dulu dan menanamkan nilai-nilai budaya sejak tingkat dasar dan menengah hingga perguruan tinggi. Supaya generasi kita tidak krisis identitas dirinya. Selain itu pemerintah wajib memfasilitasi pemuda-pemuda yang masih peduli akan nasib kebudayaan bangsa ini. Karena sebenarnya SDM bangsa ini sangatlah tidak terbatas dan tidak mustahil bila pemerintah peduli akan kebudayaan bangsa ini pada pemuda generasi muda muncullah kreatifitas yang bisa menembus batas.

ART IS GREEN

Seja o primeiro a comentar

Posting Komentar

Bego sih, Ini Lampung yai ©Template Blogger Green by Dwie Setia.

Mentariku