Musik, Kata Cinta Untuk Bumi KU
Music adalah gabungan
dari berbagai unsure yang menghasilkan nada nada yang indah. Music acap sekali
digunakan untuk mengiri berbagai kegiatan. Unsur music sendiri muncul dari
bahan bahan yang menghasilkan bebunyian yang menghasilkan irama. Music sendiri
lahir dari berabad abad sebelum masehi dan tidak ada yang tahu pasti kapan dan
alas an music itu tercipta semua mengalir dan lahir begitu saja. Dahulunya pada
zaman prasejarah musik
hanya dapat berteori berdasarkan temuan dari situs arkeologi paleolitik.
Manusia menyatakan
perasaan takut mereka dan gembira menggunakan suara-suara. Bermain-main dengan
suara mereka menjadi lagu, hymne atau syair nyanyian kecil yang diinspirasikan
oleh kicauan burung. Kayu-kayu dan batuan keras dipukul untuk mengeluarkan bunyi
dan irama yang mengasyikkan.
Dewasa ini musik memiliki banyak aliran. Music sendiri biasa kita
jadikan untuk mengungkapkan perasaan, gagasan, ide, kritik, ataupun kecaman.
Tapi dari sekian media yang ada dalam music. Music dapat kita jadikan sebagai
media untuk menyatukan bangsa ini, yang sudah kita kenal bangsa kita kaya akan
unsur kebudayaan yang berbeda-beda. Tapi kini music acap sekali bernilai
kesedihan yang dampaknya pada remaja menjadi remaja yang cengeng dan lemah.
Music, jika music itu makan dari cinta maka makanlah. Itu sebait
kalimat yang seharusnya kita maknai bahwa music itu lahir dan ada dari setiap
pribadi manusia. Hati setiap manusia pasti akan tersentuh dengan lantunan music
yang mendamaikan jiwa ataupun lirik dari dalam music itu sesuai dan sampai pada
apa yag dirasakan. Sekarang mari kita jadikan music sebagai media menyampaikan
dan menyatukan bangsa ini
Apalagi mengingat keadaan bumi yang notabene para penghuninya mengalami krisis kesadaran dan buta akan budaya malu. Global warming bukan lagi masalah yang wacananya asal-asalan. Tapi global warming sekarang secara tidak sadar menjadi issu yang suatu ketika akan menjadi bom atom yang siap hancur kapan saja. Apalagi kalau manusianya masih berfikir akan materi. Music akan menjadi unsure yang berperan penting untuk bumi kalaulah para musisi mau melirik dan melihat dari sudut pandang berbeda, yang secara langsung akan tumbuh nada nada yang mampu mengetarkan jiwa bagai akar yang menancap pada tanah merah. Dan liriknya siap tumbuh pada alam fikiran seperti rating yang menjalur pada seluruh insane yang disebut manusia yang berbuah kesadaran dan mempunyai rasa buah malu.
Apalagi mengingat keadaan bumi yang notabene para penghuninya mengalami krisis kesadaran dan buta akan budaya malu. Global warming bukan lagi masalah yang wacananya asal-asalan. Tapi global warming sekarang secara tidak sadar menjadi issu yang suatu ketika akan menjadi bom atom yang siap hancur kapan saja. Apalagi kalau manusianya masih berfikir akan materi. Music akan menjadi unsure yang berperan penting untuk bumi kalaulah para musisi mau melirik dan melihat dari sudut pandang berbeda, yang secara langsung akan tumbuh nada nada yang mampu mengetarkan jiwa bagai akar yang menancap pada tanah merah. Dan liriknya siap tumbuh pada alam fikiran seperti rating yang menjalur pada seluruh insane yang disebut manusia yang berbuah kesadaran dan mempunyai rasa buah malu.
Go green, go green. Setiap saat harus kita suakan bak kata cinta
yag kita ucapkan pada kekasih. Mulai dari diri kita, dari sekarang. Dan saatnya
kita budidayakan budaya malu. Malu membuang sampah, malu menebang hutan, malu
mengambil hak orang lain. Marilah untuk para musisi jadikan music sebagai media
menyatukan kebudayaan yang berbeda ini, kita jadikan media penyampaian pesan
moral yang bernilai. Karena music adalah penyatu hati dan jiwa. Semua yang
berasal dari hati akan indah esok hari.
Salam go green/ art is green.
Seja o primeiro a comentar
Posting Komentar