Malioboro, Jogja Kenangan
Siapa
yang tak ingin main dan menikmati kota jogjakrta, kota pendidikan yang telah
melekat sebagai ikonnya. Kota kenangan dan kota kesenian juga sangat tepat bila
disematkan untuk Jogjakarta. Banyak sekali kenangan-kenangan yang masih
tersimpan yang membuat kita tetap merindukannya untuk tetap kembali.
Ketika
dijogja tempat yang paling pertama kita ingat yaitu malioboro, yaitu sebuah
tempat belanja yang sangat ramai dan unik. Selain itu merupakan ikon jogja yang
sangat terkenal. Maka jangan lupa anda berkunjung ketika anda dijogja. Tapi selain
itu banyak tempat yang mesti anda kunjungi ketika anda dijogja sebagai kota
kenangan. Tapi yang paling terrkenal yaitu jalan malioboro. Tapi dmanakah jalan
maalioboro itu ?
Jalan
Malioboro adalah nama salah satu jalan dari tiga jalan di Kota
Yogyakarta yang membentang dari Tugu
Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara
keseluruhan terdiri dari Jalan
Pangeran Mangkubumi, Jalan Malioboro dan Jalan Jend. A. Yani. Jalan
ini merupakan poros Garis Imajiner
Kraton Yogyakarta.
Terdapat
beberapa obyek bersejarah di kawasan tiga jalan ini antara lain Tugu
Yogyakarta, Stasiun Tugu, Gedung Agung,
Pasar Beringharjo, Benteng
Vredeburg dan Monumen
Serangan Oemoem 1 Maret.
Jalan
Malioboro sangat terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan kerajinan
khas jogja dan warung-warung lesehan di malam hari yang menjual makanan gudeg khas jogja serta
terkenal sebagai tempat berkumpulnya para Seniman-seniman-seniman
yang sering mengekpresikan kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis, hapening
art, pantomim dan lain-lain disepanjang jalan ini.
Maka
ketika anda dijogja jangan sampai lupa anda berkunjung dimalioboro dan selamat
menikmati keindahannya. Tapi jangan lupa anda juga berkunjung di semua tempat
jogja untuk anda teta merindukannya dan selalu ingin kembali ke jogja seperti
lirik lagu ini milik kla project:
Pulang ke kotamu, ada setangkup haru
dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat penuh selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgi saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama suasana Jogja
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat penuh selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgi saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama suasana Jogja
Di persimpangan, langkahku terhenti
Ramai kaki lima menjajakan sajian khas berselera
Orang duduk bersila
Musisi jalanan mulai beraksi seiring laraku kehilanganmu
Merintih sendiri, di tengah deru kotamu
Ramai kaki lima menjajakan sajian khas berselera
Orang duduk bersila
Musisi jalanan mulai beraksi seiring laraku kehilanganmu
Merintih sendiri, di tengah deru kotamu
(Walau kini kau t’lah tiada tak
kembali) Oh…
(Namun kotamu hadirkan senyummu abadi)
(Izinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi)
(Bila hati mulai sepi tanpa terobati) Oh… Tak terobati
(Namun kotamu hadirkan senyummu abadi)
(Izinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi)
(Bila hati mulai sepi tanpa terobati) Oh… Tak terobati
Musisi jalanan mulai beraksi, oh…
Merintih sendiri, di tengah deru, hey…
Merintih sendiri, di tengah deru, hey…
Walau kini kau t’lah tiada tak
kembali
Namun kotamu hadirkan senyummu abadi
Namun kotamu hadirkan senyummu abadi
Izinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi
(untuk s’lalu pulang lagi)
Bila hati mulai sepi tanpa terobati, oh…
(Walau kini kau t’lah tiada tak
kembali)
Tak kembali…
(Namun kotamu hadirkan senyummu abadi)
Namun kotamu hadirkan senyummu yang, yang abadi
(Izinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi)
Izinkanlah untuk s’lalu, selalu pulang lagi
(Bila hati mulai sepi tanpa terobati)
Bila hati mulai sepi tanpa terobati
Walau kini engkau telah tiada (tak
kembali) tak kembali
Namun kotamu hadirkan senyummu (abadi)
Senyummu abadi, abadi…
Namun kotamu hadirkan senyummu (abadi)
Senyummu abadi, abadi…
Seja o primeiro a comentar
Posting Komentar