Sessat Adalah Salah Budaya Lampung Yang Harus Kita Jaga
Setiap daerah mempunyai
ciri khas masing masing setiap culture atau tradisi. Dari itu semua maka
indonesisa di kenal sebagai negara bermacam macam budaya “bhineka tunggal ika”
berbeda beda tetapi tetap satu jua. Namun seiring berjalannya waktu budaya indonesia semakin dijauhi oleh kaum muda yang notabene sebagai penerus bangsa
ini. Kolot atau kuna adalah sedikit alasan dari kaum muda saat ini. Seharusnya kita
sebagai young generation bangga dan
patut melestarikan budaya yang tidak semua negara memilikinya. Bahkan dari
waktu kewaktu budaya kita tanpa disadari dilirik oleh bangsa lain dan tidak
mustahil akan di akui apabila kita sebagai cucu nenek moyang tidak mau
melestraikan budaya ini dan menjaganya.
Lampung merupakan
provinsi kecil di ujung sumatera selatan. Dari sekian penduduk yang tinggal
dilampung baik penduduk pribumi atau penduduk transmigrasi tidak banyak
mengetahui tentang sejarah ataupun budaya lampung itu sendiri. Baiknya kita
sebagai penduduk lampung mempelajarai dan sedikit tahu tentang budaya lampung
salah satunya rumah adat lampung yang biasa disebut sesat.
Rumah adat pribumi
Lampung bernama Sessat. Bentuk bangunan dimaksud berdasarkan keasliannya
mempunyai ciri-ciri fisik berbentuk panggung bertiang yang bahan bangunannya
sebagian besar terbuat dari kayu. Pada sisi bangunan tertentu ada yang memiliki
ornamen yang khas. Umumnya sessat ini berupa rumah besar. Namun dewasa ini,
rumah-rumah adat (sessat) di kampung-kampung penduduk asli Lampung sebagian
besar dibangun tidak bertiang/depok (berlantai di tanah). Sedangkan fungsinya
tetap sama.Secara umum bentuk bangunan tempat tinggal
di lingkungan masyarakat pribumi Kabupaten Lampung boleh di bilang cukup
beraneka ragam. Keanekaragaman ini sesuai dengan pola serta seni pertukangan
yang ada. Kanyataan itu dapat di lihat dari keragaman bentuk rumah (bahasa
daerah: rumah= nuwo) yang didirikan oleh warga setempat sebagai tempat
tinggal/berdiam, mengembangkan keturunan/berkeluarga dan sebagainya.
Bervariasinya bentuk
serta ukuran rumah merupakan keanekaragaman bangunan yang dimiliki oleh
penduduk setempat. Rumah pulalah banyak hal dapat dilakukan. Dari bentuk serta
ukuran rumah juga taraf hidup bisa di lihat. Sedangkan ukurannya tidak tentu.
Bisa saja tergantung dari luas tanah, kemampuan, kebutuhan dan lain-lain.
Sebagai tempat menetap,
rumah sangat penting artinya. Namun nampaknya walaupun demikian,
bentuk-bentuknya juga dari waktu ke waktu turut mengikuti perkembangan.
Beberapa model bangunan rumah tempo dulu mempunyai karekteristik, yaitu
berbentuk panggung bertiang. Sebagai tempat tinggal, bentuk bangunan rumah
masyarakat pribumi Lampung nampaknya memiliki persamaan dengan rumah-rumah di
lingkungan penduduk asli lainnya di Provinsi Lampung. Tapi kini, nuwo-nuwo itu
banyak sekali mengalami perubahan, mulai dari bentuk bangunan yang banyak
berlantai tanah/depok (tak bertiang) hingga ornamen lainnya yang tak lagi
bercirikan kultur Lampung. Peradaban telah pula membawa perubahan terhadap seni
bangunan rumah dilingkungan pribumi masyarakat Lampung yang semakin majemuk.
Dari ringkasan itu
semoga bisa memberikan manfaat bagi kita semua dan kita bisa menjaga dan terus
melestarikannya. Jangan sampai budaya lampung ini sampai diakui oleh bangsa
lain.
Salam
Art Is Green
Kalau
bukan kita siapa lagi
Kalau
tidak dari sekarang kapan lagi
Seja o primeiro a comentar
Posting Komentar