Pages - Menu

Selasa, 02 Oktober 2012

Cita dan Cinta Untuk Ukir Sejarah



serasa tak jauh aku taruh disana...
dan disana ya disana lah dia duduk sambil membuka
bibir rasa delimanya, tangan terbuka dibawah
secangkir anggur merah, berwarna selendang tergerai
dari empat arah, lirih berbisik sebelah kanan
telinga kamu bisa, dengan berjalan bersusah payah dan
tak kenal apa itu lelah, aku membuka jalan baru
tebentang ranting-ranting yang menghalang, kupangkas
lewat retorika cita dan cinta, aku tengok kebelakang
tertulis sejarah,
karena aku akan merasa lebih memilki rasa
yang sering dibilang bahagia, luka, kecewa. entahlah
apa namanya, kau akan akan merasakannya ketika sampai
dihadapannya dan enggan menutup mata saat kau
dapat menggenggamnya dan melihat tatapan sumringa bak
putri raja dari tujuh puncak gunung tertinggi di dunia.
Dan berkata semua ini nyata bukan fiktif belaka
Karena kata itu ada, ada kata untuk bermimpi disana.


Metro, 3 oktober 2012                    
Sekretariat Teater Mentari UM Metro


Seja o primeiro a comentar

Posting Komentar

Bego sih, Ini Lampung yai ©Template Blogger Green by Dwie Setia.

Mentariku