Pages - Menu

Sabtu, 20 Oktober 2012

Sessat Adalah Salah Budaya Lampung Yang Harus Kita Jaga


Setiap daerah mempunyai ciri khas masing masing setiap culture atau tradisi. Dari itu semua maka indonesisa di kenal sebagai negara bermacam macam budaya “bhineka tunggal ika” berbeda beda tetapi tetap satu jua. Namun seiring berjalannya waktu budaya indonesia semakin dijauhi oleh kaum muda yang notabene sebagai penerus bangsa ini. Kolot atau kuna adalah sedikit alasan dari kaum muda saat ini. Seharusnya kita sebagai young generation bangga dan patut melestarikan budaya yang tidak semua negara memilikinya. Bahkan dari waktu kewaktu budaya kita tanpa disadari dilirik oleh bangsa lain dan tidak mustahil akan di akui apabila kita sebagai cucu nenek moyang tidak mau melestraikan budaya ini dan menjaganya.

Lampung merupakan provinsi kecil di ujung sumatera selatan. Dari sekian penduduk yang tinggal dilampung baik penduduk pribumi atau penduduk transmigrasi tidak banyak mengetahui tentang sejarah ataupun budaya lampung itu sendiri. Baiknya kita sebagai penduduk lampung mempelajarai dan sedikit tahu tentang budaya lampung salah satunya rumah adat lampung yang biasa disebut sesat.


Rumah adat pribumi Lampung bernama Sessat. Bentuk bangunan dimaksud berdasarkan keasliannya mempunyai ciri-ciri fisik berbentuk panggung bertiang yang bahan bangunannya sebagian besar terbuat dari kayu. Pada sisi bangunan tertentu ada yang memiliki ornamen yang khas. Umumnya sessat ini berupa rumah besar. Namun dewasa ini, rumah-rumah adat (sessat) di kampung-kampung penduduk asli Lampung sebagian besar dibangun tidak bertiang/depok (berlantai di tanah). Sedangkan fungsinya tetap sama.Secara umum bentuk bangunan tempat tinggal di lingkungan masyarakat pribumi Kabupaten Lampung boleh di bilang cukup beraneka ragam. Keanekaragaman ini sesuai dengan pola serta seni pertukangan yang ada. Kanyataan itu dapat di lihat dari keragaman bentuk rumah (bahasa daerah: rumah= nuwo) yang didirikan oleh warga setempat sebagai tempat tinggal/berdiam, mengembangkan keturunan/berkeluarga dan sebagainya.

Bervariasinya bentuk serta ukuran rumah merupakan keanekaragaman bangunan yang dimiliki oleh penduduk setempat. Rumah pulalah banyak hal dapat dilakukan. Dari bentuk serta ukuran rumah juga taraf hidup bisa di lihat. Sedangkan ukurannya tidak tentu. Bisa saja tergantung dari luas tanah, kemampuan, kebutuhan dan lain-lain.

Sebagai tempat menetap, rumah sangat penting artinya. Namun nampaknya walaupun demikian, bentuk-bentuknya juga dari waktu ke waktu turut mengikuti perkembangan. Beberapa model bangunan rumah tempo dulu mempunyai karekteristik, yaitu berbentuk panggung bertiang. Sebagai tempat tinggal, bentuk bangunan rumah masyarakat pribumi Lampung nampaknya memiliki persamaan dengan rumah-rumah di lingkungan penduduk asli lainnya di Provinsi Lampung. Tapi kini, nuwo-nuwo itu banyak sekali mengalami perubahan, mulai dari bentuk bangunan yang banyak berlantai tanah/depok (tak bertiang) hingga ornamen lainnya yang tak lagi bercirikan kultur Lampung. Peradaban telah pula membawa perubahan terhadap seni bangunan rumah dilingkungan pribumi masyarakat Lampung yang semakin majemuk.

Dari ringkasan itu semoga bisa memberikan manfaat bagi kita semua dan kita bisa menjaga dan terus melestarikannya. Jangan sampai budaya lampung ini sampai diakui oleh bangsa lain.


Kalau bukan kita siapa lagi
Kalau tidak dari sekarang kapan lagi

Seja o primeiro a comentar

Posting Komentar

Bego sih, Ini Lampung yai ©Template Blogger Green by Dwie Setia.

Mentariku